Perseroan meneruskan pencapaiannya dengan memecahkan rekor profitabilitas tertinggi sejak IPO dengan perolehan Laba Bersih senilai Rp210 Miliar untuk FY2021. Hal ini juga sejalan dengan pemenuhan komitmen Perseroan dalam menjalankan rencana 5 tahun yang diberlakukan mulai tahun 2020 untuk terus melampaui target yang ditentukan. Di samping itu, Perseroan juga membukukan Pendapatan senilai Rp2,2 Triliun, 17,2% lebih tinggi dari target FY2021. Seiring dengan efisiensi operasional dan penurunan beban bunga, perolehan Laba Bersih melampaui 27,3% dari target Perseroan.
Direktur Utama Perseroan meyakini bahwa salah satu faktor yang mendongkrak kenaikan Pendapatan adalah pemberlakuan work from home sehingga tren home improvement ini berdampak positif pada bisnis Perseroan di tengah pandemi.
Untuk target FY2022, Perseroan mematok Penjualan sebesar Rp2,6 Triliun dan Laba Bersih Rp260 Miliar. Guna mencapai target yang telah ditentukan tersebut, Perseroan juga telah menyusun beberapa strategi, yang di antara lain: meningkatkan pertumbuhan bisnis organik dengan membuka peluang bisnis baru dan inovasi produk, membangun Distribution Center di Surabaya untuk memperluas jaringan distribusi kami, khususnya dalam menyasar wiliayah Indonesia di bagian Timur. Sebagaimana Perseroan juga aktif dalam upaya peningkatan pertumbuhan anorganik, Perseroan akan melanjutkan kegiatan akuisisi yang dinilai tepat dan memberikan sinergi yang positif.
Ikhtisar Kinerja FY2021
- Penjualan meningkat 23,9% YoY dari Rp1,8 Triliun menjadi Rp2,2 Triliun, didongkrak oleh pertumbuhan nilai penjualan Atap PC dan Atap uPVC.
- Laba Bersih bertumbuh secara signifikan, yakni 67,9% dari Rp125 Miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp210 Miliar pada FY2021.
- Mengikuti kenaikan Laba Bersih, Margin Laba Bersih mengalami peningkatan dari 7,0% menjadi 9.4%.
- Kami membukukan EBITDA sebesar Rp428 Miliar, naik 31,9% dari FY2020. Sedangkan EBITDA Margin senilai 19,2%.
- Upaya deleveraging yang konsisten menurunkan Rasio Utang Terhadap EBITDA menjadi 1,3x dari 2,2x di tahun 2020, selaras dengan Rasio EBITDA Terhadap Bunga yang naik signifikan menjadi 8,6x dari 4,9x dari FY2020.